Mini
Owl Lover’s - Mengetahui siklus hidup
burung hantu adalah hal penting
bagi mereka yang ingin ternak burung hantu. Breeding burung hantu
memang masih jarang dilakukan di indonesia.
Hampir semua jenis burung hantu yang dipelihara adalah hasil
tangkapan liar. Bagi anda yang mau memelihara burung hantu celepuk yang
merupakan burung
hantu yang paling gampang dipelihara.
Siklus hidup burung hantu terdiri dari beberapa fase. Fase atau siklus hidup
burung hantu tersebut adalah sebagai berikut:
- Fase
Mating.
Mating disebut juga masa kawin.
Umumnya, masa kawin burung hantu terjadi pada akhir bulan penghujan dan awal
kemarau (antara bulan maret hingga mei). Meski terkenal sebagai hewan
soliter, pada fase mating burung hantu jantan dan betina biasanya akan
bertemu dan membuat sarang di lubang pada batang pohon untuk melaksanakan
ritual kawin dan membesarkan anak-anak mereka.Usia burung hantu siap kawin
adalah yang berumur diatas satu tahun (13 atau 14 bulan). Setelah ritual kawin
selesai, burung hantu jantan akan akan tetap tinggal bersama burung hantu
betina.
- Fase
Bertelur.
Dua minggu Jumlah telur burung hantu
berjumlah 3 hingga 12 butir, tergantung jenisnya.Umumnya, jumlah telur
burung hantu adalah 3 hingga 4 butir yang keluar dari induk burung hantu dalam
jangka waktu 1 hingga 4 hari. Telur-telur tersebut tidak menetas dalam waktu
yang bersamaan. Sejak dimulainya masa bertelur, kedua orangtua burung hantu
akan sangat protektif terhadap telur-telurnya. Tugas mencari makanan adalah
tugas burung hantu pejantan, sementara burung hantu betina akan tetap berada di
sarang sambil mengerami telur-telurnya.
- Fase
Pengeraman dan Penetasan.
Burung hantu betina tidak akan
mengerami telur-telurnya sampai semua telur sudah ia keluarkan. Selama masa
pengeraman telur, induk jantan akan keluar mencari makan untuk betinanya.
Normalnya, telur burung hantu akan dierami oleh induk betina selama 32
hingga 36 hari. Setelah 32 hari, telur burung hantu akan menetas. Induk
betina burung hantu akan tetap mengerami telurnya hingga semua telur menetas.
Interval waktu dari telur pertama yang menetas hingga telur terakhir kurang
lebih 2 hingga 3 minggu. Bayi burung hantu akan memecahkan telurnya dengan
‘paruh telur’ (egg beak) yang dimilikinya. Bayi burung hantu lahir dalam
keadaan buta dan tanpa bulu. Dalam 2 hingga 3 hari, secara perlahan-lahan akan
muncul bulu halus yang disebut bulu jarum, dan dalam 5 hingga 7 hari, mata
burung hantu akan terbuka. Pada fase pengeraman telur dan penetasan telur
burung hantu, induk jantan tetap pada tugasnya sebagai pencari makanan.
- Fase
Penyapihan dan Latihan.
Pada fase ini, kedua induk burung
hantu akan memberi makan dan mendidikan anak-anaknya hingga si anak burung
hantu mampu terbang dan mencari mangsa sendiri. Tidak semua anak burung
hantu yang ditetaskan akan bertahan. Seperti hukum alam lainnya, anakan burung
hantu yang terkuat adalah yang akan bertahan. Anak burung hantu yang lemah
biasanya akan mati karena berbagai sebab: terjatuh dari kandang, kurang
mendapatkan makanan karena persaingan perebutan makanan antar-anak burung
hantu, dan lain sebagainya. Anakan burung hantu mulai bisa terbang pada usia
9 hingga 10 minggu setelah menetas, dan mereka akan mulai belajar berburu
sendiri di luar kandang pada usia 11 hingga 13 minggu. Anak burung hantu
akan benar-benar meninggalkan kandangnya untuk hidup independent saat menginjak
usia 15 hingga 16 minggu setelah dilahirkan.
- Fase Hidup
Independen.
Setelah meninggalkan sarang, burung
hantu akan hidup sendiri-sendiri (soliter). Burung hantu akan berburu pada
malam hari, dan menghabiskan waktu siang hari dengan tertidur di dahan pohon
dan lubang pohon yang tak terpakai yang aman dari predator. Burung hantu baru
akan hidup bersama pasangannya saat memasuki usia siap kawin (mating).
Demikian adalah siklus hidup burung hantu di alam. Fase siklus hidup burung
hantu itu akan terus berulang terus di alam. Komentar bisa anda tulis dibawah
ini. Terima kasih.
(hnm) – ~ SalamMolver’s ~
Posting Komentar